Kita akan tanggong warga asing
Kerajaan terus membenarkan,kemasukan pekerja asing di kala warga tempatan banyak kehilangan perkerjaan.
Mungkin ia satu peluang membuat duit mudah dengan memperdagangankan manusia,maklumlah setiap menteri ada kouta masing-masing atau permit membawa masuk pekerja asing yang di berikan kepada setiap menteri.
Maka untuk membuat duit ejen-ejen perkerja asing atau di pangil ahli-ahli memperdagang masusia yang berlesen
ini akan membawa masuk pekerja asing walaupun tiada permintaan dari sektor pekerjaan.
Akhirnya mereka ini akan terdampar di pintu masuk utama Malaysia di KLIA tanpa ada sesiapa yang mengambilnya.Setelah cukup tempoh mereka ini semua akan di bawa ke pusat tahanan Imegerisen yang mana makan dan minum mereka akan di tanggong oleh Pembayar cukai
Mungkin ia satu peluang membuat duit mudah dengan memperdagangankan manusia,maklumlah setiap menteri ada kouta masing-masing atau permit membawa masuk pekerja asing yang di berikan kepada setiap menteri.
Maka untuk membuat duit ejen-ejen perkerja asing atau di pangil ahli-ahli memperdagang masusia yang berlesen
ini akan membawa masuk pekerja asing walaupun tiada permintaan dari sektor pekerjaan.
Akhirnya mereka ini akan terdampar di pintu masuk utama Malaysia di KLIA tanpa ada sesiapa yang mengambilnya.Setelah cukup tempoh mereka ini semua akan di bawa ke pusat tahanan Imegerisen yang mana makan dan minum mereka akan di tanggong oleh Pembayar cukai
IF GIVEN a choice, cleaner Russiah Mustaqab, 47, would have opted out from the Immigration holding area at the Kuala Lumpur International Airport (KLIA) in Sepang, as she has had enough of the mess created by foreign workers held up there while awaiting their agents to pick them up.
A putrid smell permeates the place. Migrant workers are everywhere, sleeping on the cement floor or lining up to use the toilets at the arrival hall.
They bathe, sleep and eat here until their agents show up. Those who have arrived by the early morning flights are seen wrapped only in their towels and T-shirts with toothbrushes in their mouth, moving between the temporary holding area and the toilets, the space shared by visitors lining up at the immigration counters.
And like Russiah, Bangladeshi cleaner Zainal Abidin can only shake his head in disbelief over the way these foreign workers, many of whom are from the interior villages of Kampuchea, Myanmar, Vietnam, Indonesia and Nepal, use the toilet bowls and washing basins.